Table of Contents
Pernah membayangkan bagaimana rasanya mencicipi sejarah dalam setiap gigitan? Babat gongso, hidangan khas Semarang yang kaya rasa, bukan hanya soal gurih, manis, dan pedasnya, tapi juga cerita panjang yang membuatnya istimewa. Yuk, cari tahu lebih banyak tentang kelezatan dan asal-usul makanan legendaris ini!
Apa Itu Babat Gongso?
Babat (ꦧꦧꦠ꧀) adalah bagian dari jeroan sapi, khususnya lambung, yang sering diolah menjadi berbagai jenis masakan di Indonesia. Teksturnya kenyal dan membutuhkan pengolahan khusus agar empuk dan tidak berbau amis.
Gongso (ꦒꦺꦴꦤ꧀ꦒ꧀ꦱꦺꦴ) dalam bahasa Jawa berarti menumis atau mengoseng, yaitu cara memasak bahan makanan dengan bumbu hingga meresap dan matang. Proses ini sering digunakan dalam masakan Jawa untuk menciptakan rasa yang kaya dan tekstur yang sempurna.
Babat gongso secara harfiah berarti "babat yang dimasak dengan cara ditumis." Hidangan ini menggabungkan tekstur kenyal babat dengan bumbu khas Jawa yang manis, gurih, dan sedikit pedas, menciptakan rasa yang unik dan menggugah selera.
Dari Mana Asalnya Babat Gongso?
Babat gongso berasal dari Semarang, Jawa Tengah. Pada zaman dahulu, masyarakat Jawa tidak membuang bagian tubuh hewan seperti jeroan, melainkan mengolahnya menjadi makanan yang lezat. Karena Semarang adalah kota pelabuhan, banyak budaya dan bahan makanan dari berbagai daerah bertemu di sini. Ini memengaruhi cara orang Semarang memasak babat gongso.
Hasil penelitian Maziyah, S, Indrahti, Sri & Alamsyah (2023, Juni). Inventarisasi Kuliner Khas Jawa Tengah Sebagai Upaya Pelestarian Warisan Budaya Takbenda Ikon Jawa Tengah, menjelaskan bahwa kota Semarang yang merupakan kota Pesisir Pulau Jawa, makanan khasnya bukan dari bahan-bahan laut melainkan dari bahan daging ternak yaitu babat.
Sejak awal abad ke-20, babat gongso mulai dikenal luas. Awalnya, makanan ini populer di kalangan pekerja pelabuhan karena murah dan mengenyangkan. Bumbu rempah-rempah seperti bawang merah, bawang putih, kecap manis, dan cabai digunakan untuk meningkatkan rasa dan menghilangkan bau amis.
Apa yang Membuat Babat Gongso Spesial?
Babat gongso istimewa karena cara memasaknya yang unik. Babat direbus dulu dengan rempah seperti jahe, daun salam, dan serai agar empuk dan tidak bau. Setelah itu, babat ditumis dengan bumbu seperti bawang, kecap manis, dan cabai hingga bumbu benar-benar meresap. Perpaduan rasa manis, gurih, dan pedas membuat hidangan ini sulit dilupakan.
Selain rasanya, babat gongso juga mencerminkan budaya masyarakat Semarang yang kreatif dan pandai memanfaatkan bahan sederhana menjadi makanan lezat.
Seberapa Populer Babat Gongso?
Hingga sekarang, babat gongso tetap menjadi salah satu kuliner paling dicari di Semarang. Banyak warung makan dan restoran di kota ini menyajikan babat gongso sebagai menu utama. Salah satu tempat terkenal adalah warung Pak Karmin di dekat Jembatan Mberok, yang sudah berjualan sejak tahun 1970-an. Warung ini sering dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara.
Babat gongso juga sering hadir dalam acara kuliner di Semarang, seperti Festival Kuliner Kota Lama. Acara ini membantu melestarikan makanan tradisional seperti babat gongso dan memperkenalkannya kepada generasi muda.
Mengapa Kita Harus Melestarikan Babat Gongso?
Babat gongso bukan sekadar makanan, tetapi juga bagian dari sejarah dan budaya Semarang. Dengan menikmati atau mempelajari tentang babat gongso, kita turut menjaga warisan leluhur. Selain itu, mendukung makanan tradisional seperti ini juga membantu para penjual kecil dan pedagang kaki lima yang menggantungkan hidupnya pada kuliner lokal.
Babat gongso adalah contoh sempurna bagaimana makanan bisa menjadi cerminan sejarah, budaya, dan kreativitas. Jika kamu berkunjung ke Semarang, jangan lupa mencoba hidangan ini. Rasakan kenikmatan dan sejarah yang tersimpan dalam setiap gigitannya!
Sudah pernah mencicipi babat gongso? Ceritakan pengalamanmu di komentar, ya!